Dalam catatan Mpu Prapanca (Negarakertagama) jelas ada disebut Banggawi (Banggai) Butun,wangiwangi, Selayar,dan Bontain, sebagai wilayah Kerajaan Majapahit. “…..muwah tanah i bantayan pramuka bantayan len luwuk tentang udamakatrayadhi nikanang sunusaspupul ikangsakasanusanusa makassar butun banggawi kuni gra-LIYA-o wangi (ng) salaya sumba solo muar,….”( Mattulada mengutip buku ‘Gajah Mada’ karangan Muhammad Yamin, terbitan Balai Pustaka Jakarta tahun 1945).

Minggu, 17 Juli 2011

Kemenangan yang berarti


Akhirnya pemilukada Banggai Kepulauan 2011 selesai dihelat 6 Juli 2011 kemarin,berujung dengan ditetapkannya oleh KPUD Bangkep pasangan Drs.Lania Laosa dan Drs.H.Zakaria Kamindang sebagaI pemenang bupati dan wakil bupati periode 2011-2016 pada 14 Juli 2011, secara otomatis pasangan Lania – Zakaria atau yang biasa disingkat LAZKAR mampu mengalahkan pasangan incumbent yaitu Drs.H.Irianto Malingong, MM dan Drs.Ehud Salamat, atau yang sering disebut IRES dengan selisih total perolehan suara 5.853 suara. Lazkar yang mendapat nomor urut 1 keluar sebagai pemenang setelah meraup 39.242 suara dan disusul pasangan calon nomor urut 3 Ires dengan 33.389 suara, serta pasangan nomor urut 2 Drs.Abubakar Nophan Saleh dan Haran Pea, SH atau ANSHAR  dengan 24.074 suara (Sumber KPUD Bangkep).




  Rakyat pulau Banggai kini dapat tersenyum lega, dengan tumbangnya pemerintahan Ires maka luka yang ada dihati selama beberapa tahun ini perlahan dapat terobati, masih ingatkah engkau dengan kondisi kota Banggai ? yang turun level dari ibukota Kabupaten menjadi distrik (Kecamatan) paling maju diseantero Kabupaten Banggai Kepulauan, serta jarang tersentuh pembangunan dikarenakan menjadi daerah basis oposisi pemerintahan, belum lagi tragedi berdarah bentrokan 28 Pebruari 2007 (berduri) yang menelan 4 korban nyawa dan puluhan orang luka tembak.

 Bentrokan 28 Pebruari 2007 (Dok.King Bonaparte)

Semua itu karena pemaksaan kehendak pemerintah yang tetap ingin memindahkan ibukota kabupaten dari Banggai ke Salakan yang hanya berlandaskan persetujuan dari ditanda tangannya risalah kesepakatan oleh anggota dewan legislatif Bangkep. Ini yang mengakibatkan rakyat pulau Banggai khususnya kota Banggai anti terhadap pemerintahan Ires, semua itu dipertegas pada pemilukada 6 Juli 2011 kemarin, Lazkar mendapat 8.433 (Versi Lania Center) dari total DPT 12.464 di kecamatan Banggai, serta total suara daerah pemilihan (dapil) 1 yakni sebesar 21.427 (versi KPUD) dari total DPT 39.892, ini membuktikan bahwa masyarakat dapil 1 menginginkan perubahan pada pemerintahan selanjutnya.Ires yang hanya mampu meraih suara yang cukup signifikan di dapil 1 pada 2 kecamatan yakni Kecamatan Bangkurung dan Bokan kepulauan masing-masing mendapat -+ 1000 lebih suara, itupun dikalahkan Lazkar yang mampu menang di seluruh kecamatan di dapil 1 selain kec.Labobo yang dimenangkan pasangan Anshar. dengan total DPT 39.892 dapil 1 menjadi momok yang berbahaya bagi pasangan Ires. sehingga setahun sebelum pemilukada mereka mulai membangun pencitraan di dapil 1, beliau (Bupati-Red) yang selama ini tak pernah menginjakkan kakinya di bumi Benggawi (Banggai) kini perlahan memasuki satu per satu sudut – sudut pulau Banggai seperti Kecamatan Banggai Tengah,Utara dan Selatan tak luput dari kunjungannya. Sambutan hangat dari kepala wilayah (camat) yang notabene dilantik diposisi itu agar bisa over loyalitas kepada Bupati serta kepala desa yang merasa ingin adanya perubahan pada daerahnya mulai merapat pada setiap kunjungan Bupati, ingat selama periode pemerintahan Ires tak ada pembangunan yang signifikan di pulau Banggai. Pencitraan politik pun dimulai, pemerintah melakukan beberapa pemekaran subdesa menjadi desa sekaligus melantik sekretaris desa serta berusaha agar Sekdes tersebut bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).lalu mengarahkan proyek-proyek PNPM ke wilayah-wilayah tersebut, serta beberapa proyek fisik dari APBD seperti jalan rabat, jalan kantong produksi serta perencanaan-perencanaan pembangunan jalan yang hanya diberikan kepada kepala desa yang mau tunduk dan bergabung pada pemerintahan mereka. hal ini pun terjadi di daerah dapil 1 lainnya seperti kecamatan Labobo, Bangkurung dan Bokan Kepulauan. Sambutan hangat yang didapat Bupati diseluruh kecamatan di pulau Banggai, terkecuali kec.Banggai membuat Bupati Drs.H.Irianto Malingong, MM berada diatas angin, dan masyarakat telah memprediksikan bahwa suara di pulau Banggai pada pemilukada nantinya akan terpecah-pecah tidak solid, karena Bupati telah menguasai 4 kecamatan di pulau Banggai. tapi apa daya kesenangan itu ternyata hanya bersifat semu bagi Ires, karena pada tanggal 6 Juli 2011 suara pulau Banggai tetap satu yaitu menginginkan perubahan. sama halnya juga dengan kelurahan Dodung kec.Banggai. merasa telah menguasai luar pulau Banggai saatnya memasuki pusat kota Banggai, sebagai pemegang peringkat atas DPT terbanyak di Kabupaten Bangkep serta di dominasi oleh suku Buton kelurahan Dodung menjadi sasaran empuk bagi pasangan Ires. kebanyakan basis tim sukses Ires berasal dari daerah ini, masih ingatkah anda pada Ramadhan tahun 2010, Bupati dan rombongannya memaksa masuk ke kota Banggai untuk melakukan safari Ramadhan di kelurahan Dodung, endingnya suasana religi Ramadhan tergantikan suasana mencekam dikarenakan unjuk rasa penolakan bupati serta hampir meletusnya perang antar etnis antara suku Banggai dan suku Buton yang pro pemerintahan. ironisnya kecurigaan masyarakat pribumi suku banggai bahwa Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST) yang telah pro pemerintahan ternyata tidak terbukti, pada pemilukada 6 Juli 2011 kemarin -+ 2.500 suara tidak memilih pasangan Ires dan memilih pasangan Lazkar yang didaulat rakyat Banggai untuk melawan dinasti Irianto Malingong di Bangkep ini. sehingga pulau Banggai menjadi daerah mutlak pemenangan pasangan Lazkar, berbeda dengan kecamatan Totikum dan Totikum Selatan yang dinobatkan sebagai basis pasangan Lazkar namun dapat di curi suaranya oleh pasangan Ires, saya rasa pasangan Lazkar mempunyai beban moral yang cukup besar di pulau Banggai, sudah terbukti pada hasil pemilukada kemarin.



Kemenangan Lazkar di Pemilukada 2011 tak lepas dari pasangan Anshar, secara otomatis Anshar melakukan perpecahan yang signifikan di dapil 2 dan 3 (pulau Peling), di kecamatan Buko dan Liang pasangan ini mampu menumbangkan lawan-lawannya, kecamatan Buko boleh dikatakan sebagai basis politik Haran pea, sedangkan Liang bisa juga dikatakan sebagai basis Abubakar Nophan Saleh. kita flashback sedikit, pada pemilukada tahun 2006 silam, kecamatan Liang merupakan salah satu daerah basis pasangan Ires, dikarenakan keluarga besar Moidady mendukung sepenuhnya serta berjalan harmonis bersama keluarga Malingong, kini lima tahun berlalu keluarga besar Moidady merapat (membaca issu) ke pasangan Anshar, sebagai bentuk ketidak puasan mereka yang selama ini merasa mereka disepelekan, puncaknya terjadi ketika wacana majunya Abubakar Nophan Saleh dan Haran Pea pada pemilukada 2011 yang berujung ditariknya Nophan (sapaan akrabnya) dari sekretaris daerah di pemda Bangkep ke Pemprov Sulawesi tengah, serta pelepasan jabatan (non job) kepada Haran Pea yang saat itu menjabat sebagai Asisten Administratif pemerintahan umum di Setda Kab.Bangkep dengan alasan masalah Indisipliner. tak sampai disitu Haran Pea berusaha mencari keadilan dengan memPTUNkan kasus nonjobnya, yang menurut kabar terakhir Haran Pea memenangkan gugatan tersebut karena beliau tidak terbukti melakukan kegiatan Indisipliner sesuai keterangan dari para saksi-saksi. ini yang membuat pasangan ini mendapat simpati khusus dari masyarakat, dengan mengusung slogan pro perubahan pasangan Anshar yang hanya di usung oleh partai Golkar berhasil membagi suara pasangan Ires, sama halnya dengan Haran Pea, massa pendukung Ehud Salamat yang merasa tidak puas dengan pemerintahan Ires otomatis akan membelot ke Haran Pea, satu hal, antara Lazkar dan Anshar selama perhelatan pesta demokrasi mereka selalu saling bahu membahu dan saling mendukung untuk mengalahkan pasangan Ires, terbukti saat Lazkar telah divonis menang oleh KPUD bangkep, kubu Anshar mengakui serta mendukung pasangan Lazkar menjadi Bupati dan wakil Bupati periode 2011-2016, inilah salah satu faktor penting kemenangan Lazkar selain fanatisme rakyat Banggai untuk menggulingkan dinasti penguasa.
Kecurangan dalam pemilukada pun tak luput di Kab. Bangkep kita ini, Black campaine yang dilakukan salah satu tim sukses dengan membagikan selebaran-selebaran di kota Banggai yang berisikan fitnah dan provokasi terhadap kubu Lazkar, indikasi manipulasi suara yang terjadi pada saat suara kec.Bangkurung di distribusikan ke KPUD Bangkep yang hendak di manipulasi oleh oknum PPK kec.Bangkurung. terlalu banyak keburukan yang terungkap menjelang pergantian kekuasaan, masyarakat sudah tidak bodoh lagi dalam menilai sesuatu, kecuali jika mereka mempunyai kepentingan di dalam rantai politik itu. masalah tidak adanya pemerataan pembangunan, sistem birokrasi yang carut marut tak sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing pemimpin yang membuat Baperjakat tak punya nilai jual lagi, serta masalah perekrutan data base yang memenuhi kriteria / masuk kategori (MK) 1 dan 2 yang tidak jelas dan sarat dengan unsur korupsi, ini semua menjadi bumerang bagi kubu Ires, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, boleh dikatakan ini adalah Blunder.
Beberapa waktu lalu, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto mengatakan praktek korupsi sulit diberantas lantaran sistem politik kita rawan memunculkan politik uang. Bibit mencontohkan, dana kampanye seorang kepala daerah (Bupati Incumbent) yang mencapai puluhan miliar.
"Dari mana dia dapat pengganti uang kampanyenya?" ungkapnya kala itu. sekarang segala upaya yang di lakukan Ires sia-sia, dengan ditetapkan pasangan Lazkar sebagai pemenang, sampai tulisan ini di buat kubu ires tetap berusaha untuk memenangkan pemilukada dengan membawa gugatan mereka ke Mahkamah Konstitusi (MK), kita lihat tunggu saja bagaimana hasilnya...


                                       KUMALA BENGGAWI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar