Gemerlap teluk Lalong malam tanggal 22 Pebruari 2012 menghadirkan eksotisme tersendiri bagi kota Luwuk. Teluk Lalong yang merupakan salah satu ciri khas kota Luwuk di sulap menjadi lokasi kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke XXIV tingkat Provinsi yang di helat tanggal 22-29 Pebruari 2012 dengan Kabupaten Banggai sebagai
host . tak ayal tempat ini menjadi pusat perhatian ribuan masyarakat kota Luwuk yang tumpah ruah dari sore sampai malam hari, apalagi pada malam hari mimbar tilawah lah yang paling menonjol dan menjadi pusat konsentrasi massa, masyarakat pun tak melewatkan untuk mengambil gambar dengan background mimbar tilawah itu. Seluruh kabupaten peserta juga membuka stand pameran yang menampilkan kuliner, produk kerajinan tangan unggulan serta benda-benda unik dari daerah masing-masing.kabupaten Banggai terbilang sukses dalam melaksanakan kegiatan ini. Seluruh rangkaian kegiatan di malam pembukaan berjalan dengan lancar mulai dari tarian adat, marching band, defili para kafilah, pemukulan 17 beduk, sampai kembang api yang disuguhkan kepada masyarakat yang hadir pada malam itu. Sungguh sangat spektakuler. namun ironisnya hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh kabupaten tetangga mereka Banggai Kepulauan, dikarenakan dengan tampilnya para panitia dan peserta MTQ kabupaten Banggai yang menggunakan batik tenun Nambo dengan motif batik bercorak flora dan fauna yakni; burung Maleo yang menjadi penghuni hutan suaka marga satwa Bakiriang dan ikan
Banggai Cardinal Fish (BCF), serta mendedikasikan batik itu menjadi batik daerah kabupaten Banggai.
|
Banggai Cardinal Fish : "Se pe rumah cuma di pulo Banggai....!" |
Banggai Cardinal Fish....??? “nggak salah tuh”....? Bukankah itu potensi fauna daerah kabupaten Banggai Kepulauan..!
Apa ini hanya suatu kebetulan saja tanpa unsur kesengajaan?. Semua tahu,dunia pun tahu bahwa
Banggai Cardinal Fish (
Pterapogon Kauderni) merupakan ikan hias asli Indonesia endemik yang habitat aslinya berasal dari kepulauan Banggai, Kabupaten Bangkep, Provinsi Sulawesi Tengah, dan
TIDAK DITEMUKAN DI TEMPAT LAIN DI DUNIA.....!!!!!. yang ada di Gilimanuk (Bali) itupun tangkapan dari Banggai.
BCF awalnya terkenal di Eropa, ketika seorang
Controleur Belanda yang bertugas di Banggai pada tahun 1920 kembali ke Belanda dengan membawa sepasang ikan unik tersebut untuk dipelihara dalam aquarium.
Pada tahun 2004 pun NHK stasiun TV Jepang pernah menayangkan hasil survey ahli biologi kelautan dalam laporan “
Investigation Marrine” yang menjelaskan tentang kehidupan ikan langka dan habitat aslinya ini.
Pada Juni 2007 berlangsung “
14th Meeting do Nederland” di Belanda. Salah satu agenda pertemuan internasional yang diikuti oleh 116 negara itu membahas sejumlah spesies termasuk BCF yang ada di Banggai Kepulauan.
Penyebaran alami BCF terbatas di pulau Banggai dan beberapa pulau-pulau kecil di perairan laut Maluku sampai bagian barat pulau Taliabu.
(Ir.Faisal Shahab, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov.Sulawesi Tengah)
Untuk mencegah kepunahan BCF di habitat aslinya perairan laut pulau Banggai dan sekitarnya, pemerintah perlu segera membuat regulasi untuk melindungi populasi ikan langka tersebut..(Ir.Bosman Lanusi, Direktur Eksekutif Yayasan Pengembangan Masyarakat Babasal)
Hasil penelitian Tim
Coral Cay Conservation (CCC) dari Inggris tentang biota laut Banggai Kepulauan ialah Sejumlah pakar kelautan dan biologi dalam tim tersebut mencatat sedikitnya ditemukan 485 spesies ikan, molucsa dan kerang.Beberapa jenis ikan Pelagis diantaranya adalah ikan Tongkol (
Auds Sp), Cakalang (
Katsuwonus Sp), Tenggiri (
Scomberomonus Sp). Jenis ikan Demersial antara lain Ekor Kuning (
Caesio Sp), Kerapu Bebek (Cromileptes Sp), Kerapu Karang (
Chepalopolis) dan Kakap Hitam (
Lobates Sp). Disamping itu juga ditemukan sejumlah ikan hias berbagai jenis. Diantaranya ialah ditemukannya jenis ikan langka dan hanya terdapat di perairan Banggai Kepulauan, yaitu ikan
Napoleon Wrasse dan
Cardinal Fish Banggai (Ptera Cogon Cauderni).
Kegiatan Fasilitasi Calon Konservasi jenis Ikan
Banggai Cardinal Fish (BCF) yang di lindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan di lakukan di Kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2011. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 13 September 2011, bertempat di Desa Bone Baru Kec.Banggai Utara dengan jumlah peserta 25 orang. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah, Sangihe, SPi, M.Si sekaligus menyampaikan strategi dan program konservasi di Kabupaten Banggai Kepulauan dalam mendukung pengembangan
Banggai Cardinal Fish (BCF) serta masalah dan solusi BCF. Permasalahan BCF antara lain: (1) kurangnya pemahaman masyarakat terhadap BCF sebagai ikan endemik; (2) lemahnya koordinasi dan regulasi yang efektif antar stakeholders; Sosialisasi data dan informasi belum optimal; dan masih maraknya Pemboman, Pembiusan, Penambangan Karang, pencemaran dan Kerusakan Mangrove.
|
Dian Ayudya |
Kenal kan sama foto wanita diatas, dia adalah
Putri Ayudya mantan finalis putri Indonesia sekaligus presenter TV acara “Jejak Petualang” Trans7 yang sempat meliput tempat budidaya
Banggai Cardinal Fish di desa Bonebaru Kec.Banggai Utara. Jadi silahkan tanya, kenapa tim Jejak Petualang Trans7
tidak meliput di Kota Luwuk....?
Saya rasa sudah cukup jelas,
Banggai Cardinal Fish ikan hias asli Indonesia merupakan potensi fauna yang ada di daerah kabupaten Banggai kepulauan. Malah yang belum jelas itu
Banggai Cardinal Fish yang berasal dari kota Luwuk (Kab.Banggai), apa benar ada atau hanya mencaplok potensi daerah tetangga (nggak jauh beda sama Malaysia). Sudah nama Banggai di pakai sebagai nama kabupaten...ehh malah ikan nya juga diambil....kasian amat Banggai Kepulauan.
Kabupaten Banggai tidak perlu memakai BCF sebagai motif corak batik, mending di ganti aja sama BCL (Bunga Citra Lestari)...Hehheheh...