Dalam catatan Mpu Prapanca (Negarakertagama) jelas ada disebut Banggawi (Banggai) Butun,wangiwangi, Selayar,dan Bontain, sebagai wilayah Kerajaan Majapahit. “…..muwah tanah i bantayan pramuka bantayan len luwuk tentang udamakatrayadhi nikanang sunusaspupul ikangsakasanusanusa makassar butun banggawi kuni gra-LIYA-o wangi (ng) salaya sumba solo muar,….”( Mattulada mengutip buku ‘Gajah Mada’ karangan Muhammad Yamin, terbitan Balai Pustaka Jakarta tahun 1945).

Sabtu, 24 September 2011

Selamat datang Lania....!

Drs.Lania Laosa
Para pembaca pasti sudah mengerti dengan arti judul entri saya diatas,  “ selamat datang Lania “, selamat datang di pucuk singasana pemerintahan Banggai Kepulauan. Pasangan Drs.Lania Laosa dan Drs.H.Zakaria Kamindang telah kita ketahui bersama telah memenangkan pemilukada Bangkep yang dihelat 6 Juli 2011 untuk periode 2011-2016, setelah KPUD Bangkep menetapkannya sebagai pemenang serta di amini oleh Mahkamah Konstitusi RI untuk masalah gugatan oleh pasangan kandidat lain. Pasangan yang selalu menjunjung motto Bangkep cerah masa depan ini hanya tinggal menunggu jadwal pelantikan. Sebelumnya agenda pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih ini sempat molor dari awal bulan september kemarin, menurut informasi terakhir, jadwal pelantikan paling lambat tanggal 29 September 2011. Masalah keterlambatan pelantikan ini memicu issu yang berkembang di masyarakat bahwa adanya unsur politik dalam proses pelaksanaannya, namun sebenarnya kita harus memahami bahwa fokus permasalahan ada pada unsur teknisnya, karena perlu persiapan yang matang untuk event berskala besar ini, serta antara hari pelaksanaan dengan jadwal para undangan tamu harus conect. Karena pastilah tamu besar seperti gubernur Sulawesi Tengah dan bupati dari kabupaten lain serta tamu-tamu dari pusat akan menghadiri prosesi pelatikan. Dengan dilantiknya bapak Lania Laosa menjadi bupati, membuat beliau (Lania;red) sebagai orang ketiga yang memimpin kabupaten ini setelah Alm.H.Ali Hamid (pertama) dan Drs.H.Irianto Malingong,MM (kedua).


Kantor Bupati Bangkep

Welcome to the office of regent of Banggai Island regency..!
selamat datang di meja kerja bapak, dari sinilah bapak menjalankan pemerintahan sebagaimana mestinya. Kami mengharapkan perubahan yang signifikan di daerah kita ini. Untuk itu program kerja bapak diharapkan bisa membawa Bangkep cerah masa depan. Semoga ruang tamu bapak dipenuhi oleh tamu-tamu luar daerah ataupun investor luar yang membicarakan suatu hal yang menjurus ke kesejahteraan rakyat, dan bukan tamu-tamu lokal yang membicarakan masalah jabatan atau pun tender sebuah proyek. Begitu pula dengan bapak wakil bupati, beliau yang sudah tak asing lagi di dunia birokrasi di harapkan mampu menciptakan keseimbangan di lingkungan pemerintah daerah. Issu perombakan kabinet di rezim pemerintahan baru yang mencuat sebaiknya tetap sejalan dengan prosedur yang ada, tanpa adanya intervensi dari pihak manapun, dengan memberikan tupoksi yang pas kepada Badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan (Baperjakat) sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 100 tahun 2000 pasal 14 ayat 4.  Semoga perjalanan pemerintahan ini lima tahun kedepan berjalan baik serta menjadi langkah awal menuju Bangkep cerah masa depan...!

Lania - Zakaria 2011 - 2016







Rabu, 21 September 2011

Momen KKN 2010

Sudah lama saya tidak pernah nulis lagi, sebenarnya sich bahan nya banyak cuman waktunya saja yang mepet, apalagi pasca lebaran kemarin. Sekarang saya mencoba menulis lagi dalam bentuk artikel khusus, yach supaya minat dan inspirasi menulis ku bisa bangkit kembali...sekalian mengobati rindu pada istriku yang sedang tugas ke pulau jawa.

Sore hari di kotaku tercinta Banggai, nampak lalu lalang orang memakai baju biru..., hmm ternyata para mahasiswa yang sedang memakai atribut KKN (Kuliah Kerja Nyata). Biru adalah warna almamater dari Universitas Tompotika Luwuk, meski yang ada di Banggai hanya kampus paralel (cabang) namun jumlah mahasiswa nya cukup banyak. Saya pun salah satu Alumnus Untika (Universitas Tompotika)....,jadi teringat dech masa-masa KKN tahun 2010 kemarin...
Saat pembagian posko atau desa tempat KKN di kampus induk (Luwuk), nama saya tercantum di wilayah kecamatan Banggai Selatan desa Malino Padas, desa yang cukup jauh dari pusat kota serta medan yang cukup menantang, ini yang membuat saya perlu melobi kembali penempatan lokasi KKN saya. Akhirnya dengan berbagai alasan dan pertimbangan yang saya ajukan, pihak universitas memberikan kebijakannya dengan memindahkan lokasi tempat KKN saya. Ditandai dengan keluarnya surat keputusan yang telah di update , maka lokasi  KKN saya berpindah ke desa Monsongan kec.Banggai tengah.

                                           Desa Monsongan
                                     Balai desa Monsongan di sulap menjadi posko KKN.


Desa Monsongan, desa yang terletak di sebelah barat pulau Banggai ini berjarak kurang lebih 8 Km dari kota Banggai  serta dengan luas wilayah 17 Km 2. menurut saya desa ini mempunyai keeksotisan tersendiri, pemukiman penduduk yang berada di relief perbukitan yang menyajikan panorama indah laut sebelah barat pulau Banggai  yang di hiasi oleh rumah-rumah suku Bajo. Dibelakang perumahan penduduk terhampar luas kebun cengkeh milik masyarakat desa. Perlu kita ketahui  sektor pertanian merupakan mata pencaharian pokok terbanyak di desa ini (Sumber: statistik desa), ditunjang juga oleh tanaman cengkeh sebagai komoditi yang mendominasi di seluruh pulau Banggai selain kelapa dan cokelat.
Jumlah mahasiswa yang berada di posko desa Monsongan berjumlah 6 orang termasuk saya  sendiri. Terdiri dari 4 wanita dan 2 pria, sebenarnya sich kurang balance. Kami diberi kepercayaan oleh pemerintah desa untuk menempati balai desa Monsongan sebagai posko KKN yang akan kami pakai selama kurun waktu dua bulan. Kami pun diterima dengan baik oleh masyarakat desa. Setelah melakukan observasi dan mengidentifikasi permasalahan yang ada di desa baik secara live ataupun dengan melakukan konsultasi, kami pun memprogramkan masalah-masalah tersebut sebagai program kerja kami di desa tersebut, dan sukses di seminarkan di tingkat desa dan tingkat kecamatan. Adapun program kerja kami ialah :

Kegiatan bersifat fisik
                            Dukungan pemasangan jaringan pipa air bersih
                                              Dukungan pembangunan bak penampung air
                                      Pembangunan tapal batas antar dusun
                                        Dukungan rehabilitasi ringan jembatan.
                                   Pengecetan pagar fasilitas umum.

 Kegiatan non fisik
                                 Bantuan pendidikan kepada siswa SD dan PAUD
                                 Pembinaan industri / usaha kecil.
Namun kondisi yang kurang prima membuat saya harus rela back to home karena sakit selama kurang lebih  3 minggu. Diagnosa dokter katanya sich kecapean sehingga bakteri Plasmodium Vivax (Malaria Tertiana) dengan leluasa mengobrak-abrik daya tahan tubuhku. Waktu untuk masa penyembuhan aku gunakan untuk mengerjakan segala tugas  ataupun laporan selama KKN, baik laporan kelompok maupun laporan individu. Sehingga teman mahasiswa yang lain tak memikirkan lagi hal tersebut, mereka telah menyerahkan seluruh tugas itu kepada saya. Berhubung juga saya punya Laptop jadi bukan masalah untukku.

                              Edar Dj.Saidia, S.Sos, Kordinator desa posko Monsongan

Beruntung posko kami punya Kordes (kordinator desa) yang multi talenta, Edar Djapar Saidia, S.Sos , Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di Badan Kesbang Pol dan Linmas Kab.Banggkep ini memang mempunyai jiwa yang tekun, cekatan, terampil sehingga mampu memimpin teman-teman mahasiswa untuk mensukseskan program kerja kami. Bayangkan saja, dengan ketidak hadiranku otomatis beliau (Edar.red) adalah satu-satunya pria yang tersisa  di posko kami. Salut pun kuberikan kepada mahasiswi-mahasiswi posko Monsongan yang tetap menjaga eksistensinya dalam bekerja meski harus turun lansung ke lapangan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik. Kedekatan emosional yang baik dengan bapak Muhdin M.Mataiya selaku kepala desa Monsongan serta aparat dan masyarakat desa merupakan salah satu faktor atau kunci keberhasilan kami. Banyak kebijakan, masukan-masukan yang di berikan oleh Bapak Kades yang berimbas untuk kelancaran program kerja, serta respon yang baik dari berbagai pihak yang ada di desa khususnya karang taruna desa Monsongan. hingga berujung pada acara perpisahan antara mahasiswa KKN dengan masyarakat desa Monsongan pada tanggal 20 Nopember 2010 menjadi satu momen manis yang susah untuk dilupakan.

Hmm...tak terasa waktu sudah larut..., Sampoerna filter ku hanya tinggal sebatang...
Sepertinya sudah waktunya untuk istrahat.....
Haztalavista Monsongan village....